― Advertisement ―

spot_img

Persiapan Matang, Asahan Target Juara

Kisaran (Klik Cerah) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Asahan bertekat seluruh juara Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2024 Tingkat Kabupaten Asahan berhasil menjadi pemenang di KSM Tingkat Provinsi dan menjadi wakil Sumatera Utara di Tingkat Nasional. Inilah yang dilakukan untuk mencapai target tersebut.
BerandaTanjungbalai“Pak Kapolres, Kami Minta Pasar Apung Digelar Tiap Hari”

“Pak Kapolres, Kami Minta Pasar Apung Digelar Tiap Hari”

Tanjungbalai Selatan (Klik Cerah) – Sejumlah warga meminta Polres Tanjungbalai secara rutin menggelar ‘Pasar Apung’. Tak hanya saat bulan Ramadhan saja. Tapi juga digelar secara berkala. Pasalnya, keberadaan pasar ini sangat membantu perekonomian warga dalam memenuhi kebutuhan pangan yang murah dan berkualitas.

“Kami mohon sama Pak Kapolres, kalau bisa pasarnya dibikin setiap hari, dipermanenkan. Jangan Ramadhan saja, kalau bisa setiap hari, atau dibuat semacam pekanan seminggu sekali. Karena ini sangat membantu kami para ibu. Semua kebutuhan rumah tangga di sini, murah semua,” kata seorang ibu muda, Hariani, mewakili sejumlah temannya, Kamis 28 Maret 2024.

Hariani mengatakan, keberadaan Pasar Apung ini sangat didukung oleh seluruh warga Tanjungbalai, terutama kaum ibu karena bisa mengirit pengeluaran. “Setahu saya Pasar Apung ini baru pertama kali digelar di Kota Tanjungbalai. Seru belanjanya, karena harus naik ke perahu belanjanya. Kita belanja, sekaligus seperti wisata,” ungkapnya.

Dia juga memuji Polres Tanjungbalai karena semua kebutuhan rumah tangga, mulai bahan pokok, sayur mayor, ikan hingga bumbu tersedia. “Yang paling penting harganya sangat murah, jauh dari harga kalau kita belanja di pasar. Contohnya beras ini, kalau di grosir harganya Rp 100 ribu, tapi di sini hanya Rp 70 ribu. Gula ini kalau di grosir Rp 14 ribu per Kg, tapi di sini hanya Rp 10 ribu. Jadi sangat murah dan membantu kami,” ujarnya sambil menenteng belanjaan.

Lain Hariani, lain juga Rukayah. Ibu rumah tangga ini terlihat merepet karena ada kebutuhan pokok yang hendak dibelinya telah ludes terjual. “Harusnya sejak awal pembelian dibatasi, jangan ada pembeli yang memborong, sehingga banyak pembeli seperti saya yang datang telat gak kebagian. Ke depan harus dibuat aturan pembelian, sehingga gak seperti ini,” ungkapnya. (her/nas)