Kisaran (Koran Cerah) – Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan penting yang diberikan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
“Kegiatan ini memberikan kesempatan para siswa untuk merasakan pengalaman di lingkungan kerja sesungguhnya,” ungkap Kepala SMKN 1 Kisaran, Miswardinaf MSi, Kamis 1 Februari 2024. Diterangkannya, PKL diberikan pada siswa setelah melewati tahun ketiga di sekolah.
Setelah mempelajari bidang ilmu dari segi teori, maka para siswa didorong untuk mempraktikkan ilmu tersebut dalam lingkungan kerja nyata. Dengan begitu, siswa tidak hanya mendapatkan teori tetapi juga bisa mempraktikkan ilmu yang dipelajari.
Miswardinaf juga menambahkan bahwa kegiatan PKL ini berlandaskan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020 tentang Praktik Kerja Lapangan Bagi Peserta Didik, baik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) yang dilaksanakan melalui praktik kerja di dunia kerja dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan kerja.
“Sejauh ini selama saya memimpin di SMKN 1 Kisaran kendala dan keluhan baik dari perusahaan, para siswa dan orang tua siswa yang melaksanakan PKL tidak ada, mungkin hanya saja perlu penekanan lebih kepada para siswa agar lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti PKL ini, sehingga nantinya diharapkan setelah lulus perusahaan yang ditempati tertarik untuk merekrutnya,” tukasnya.
Di tempat yang sama Humas SMKN 1 Kisaran, Wiwin Caturini SPd, menambahkan tahun ini SMKN 1 Kisaran akan memberangkatkan siswa PKL dengan jurusan akuntasi, manajemen perkantoran, bisnis dan pemasaran, tata busana, dan tata boga selama 6 bulan mulai Oktober hingga Maret.
“Sasaran tempat PKL sendiri merupakan yang sesuai dengan jurusan masing masing, dengan perincian siswa tergantung permintaan tempat yang akan menjadi tempat praktik. Sejauh ini ada beberapa tempat yang sudah meminta siswa kami untuk PKL ke sana, misal Hotel JW Marriot Medan, PT Pelindo Kuala Tanjung, PT Multimas Nabati Asahan, butik, Alfamart, Irian Supermarket, dan banyak lagi perkantoran di Kabupaten Asahan. Tapi itu semua bisa berubah tergantung kemauan siswa dan pihak orang tua siswa,” jelasnya.
Wiwin melanjutkan, pihak sekolah terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada orang tua siswa, agar mereka mengetahui anaknya akan melaksanakan PKL dan membicarakan biaya akomodasi para siswa tersebut selama PKL. Nantinya jika orang tua menyetujui, barulah pihak sekolah yang akan membuat kelompok bagi para siswa.
“Artinya biaya akomodasi murni biaya pribadi, meskipun demikian nantinya ada pula beberapa instansi atau perusahaan yang memberikan gaji atau uang saku pada siswa SMK yang melakukan PKL. Namun, diharapkan siswa tidak berfokus pada gaji atau uang saku, melainkan fokus pada ilmu, wawasan, dan pengalaman selama menjalani PKL di instansi atau perusahaan tersebut,” sebutnya.
Para siswa yang akan melaksanakan PKL nantinya juga akan diberikan bimbingan terlebih dahulu. Sekolah juga telah bekerjasama dengan BPJS ketenagakerjaan, untuk mengantisipasi jika nantinya ada hal yang tidak diinginkan seperti sakit dan lainnya.
Menurutnya, PKL tidak hanya bermanfaat bagi para siswa, namun sekolah pun juga dapat merasakan manfaatnya. Dengan adanya kegiatan PKL, dapat menciptakan kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik dalam dunia usaha maupun dunia industri.
“Sejauh ini mengenai tanggapan dunia usaha dan dunia industri terhadap siswa yang melaksanakan PKL sangat menyambut dan merespon dengan baik, mudah-mudahan ini menjadi sinyal yang baik agar para siswa yang telah selesai PKL nantinya dapat bekerja di tempat dia PKL,” tandasnya. (dan)