Sei Balai (Klik Cerah) – Untuk meningkat produksi dan harga atau nilai padi, Pemerintah Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara, menggelar temu ramah dengan 56 perwakilan petani di kecamatan tersebut. Pertemuan digelar di salah satu kafe, Jalan Firman, Sei Balai, Selasa 28 Mei 2024.
Temu ramah tersebut dirangkai dengan acara Sosialisasi Solusi Hasil Panen yang baik. Selain dihadiri oleh Camat Sei Balai, Wali Wala Azhari Sagala SPd, juga dihadiri oleh Camat Datuk Tanah Datar, Efendi ST, dan Kepala UPTD Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sei Balai, dan lainnya.
Mengawali sambutannya, Camat Sei Balai, Wali Wala Azhari Sagala SPd, meminta para perwakilan petani untuk tidak berpikir negatif atas pertemuan tersebut. Dia memastikan, pertemuan ini dilakukan untuk keuntungan petani.
“Perlu kami sampaikan, pertama hilangkan dulu pikiran negatif. Di sini Pak Camat tak cari untung. Ini semua cara dari pemerintah untuk mensejahterakan petani. Hasil padi yang baik, produktivitas meningkat, dan harga jual gabah yang tinggi, jauh di atas harga pasar. Jadi, ini semua demi keuntungan petani,” jelasnya.
Kepada para petani, Sagala mengatakan telah terjalin kerjasama dengan salah satu perusahaan yang bersedia membeli gabah petani dengan harga tinggi. “Kalau harga di agen Rp 6.800 per Kg, mereka berani beli Rp 7.000, perusahaan tetap lebih tinggi Rp 200 rupiah,” ujarnya.
Tapi ada syarat yang harus dipenuhi, di antaranya padi yang ditanam harus varietas Ciherang, Mekongga, dan Inpari 32. “Untuk tahap awal, sementara akan dicoba seluas 25 hektar. Untuk luasan ini paling tidak dibutuhkan peran serta 50 petani. Siapa saja yang tertarik, silahkan didata, nanti akan dipandu mulai mengolah lahan seperti mengecek PH (keasaman tanah, Red), perawatan, hingga panen, nanti akan dibuat satu tim,” tambahnya.
Sagala menyebutkan, apa yang dilakukannya dan dilakukan Camat Datuk Tanah Datar merupakan perbuatan ‘nekat’. Dia bahkan menyebut reputasinya dipertaruhkan. “Tapi kalau tidak begini bapak ibu, kita tak akan pernah bisa maju. Apalagi sekarang ini kita panen bulan Maret, sekarang bulan Juni belum juga tanam, ada kerugian 3 bulan. Ini harus kita perbaiki, dan yang bisa memperbaiki kita sendiri,” tandasnya. (nas)