― Advertisement ―

spot_img

Persiapan Matang, Asahan Target Juara

Kisaran (Klik Cerah) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Asahan bertekat seluruh juara Kompetisi Sains Madrasah (KSM) 2024 Tingkat Kabupaten Asahan berhasil menjadi pemenang di KSM Tingkat Provinsi dan menjadi wakil Sumatera Utara di Tingkat Nasional. Inilah yang dilakukan untuk mencapai target tersebut.
BerandaBatu BaraStrategi Tingkatkan Produksi Padi di MT II 2024

Strategi Tingkatkan Produksi Padi di MT II 2024

Sei Balai (Klik Cerah) – Musim Tanam (MT) II Tahun 2024 disambut gembira. Kegembiraan itu diekspresikan dengan berbagai acara. Salah satunya melalui tradisi Jamu Sawah.Desa Tanah Timbul, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara, menggelar acara Jamu Sawah untuk Turun Semai Musim Tanam (MT) II Tahun 2024. Kegiatan tersebut berupa acara doa dan makan bersama sebelum dilakukan turun sawah, Rabu 22 Mei 2024.

Hadir dalam kegiatan tersebut Camat Sei Balai, Wali Wala Azhari Sagala; Tenaga Ahli Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan (POPT) dan Pengamat Hama Penyakit (PHP) dari Balai Penyuluhan Pertanian, OK Azhari; Kepala Desa Tanah Timbul, Marmin; Perwakilan Dinas Pertanian Batu Bara, Suheri; para petani dan pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Seperti Desa Tanah Timbul, desa-desa sentra padi lainnya di Kabupaten Batu Bara juga telah melakukan MT II Tahun 2024, dalam rentang Mei-Juni. Ada yang mengawalinya dengan Kenduri atau Jamu Sawah, banyak juga yang tak melakukannya. Mereka langsung turun mengolah lahan setelah menggelar rapat di desa masing-masing.

Dalam acara Jamu Sawah di Desa Tanah Timbul, Camat Sei Balai, Wali Wala Azhari Sagala menyampaikan sejumlah pesan kepada para petani. Dia mengatakan untuk meningkatkan produksi gabah, masyarakat diminta untuk melakukan masa tanam serentak, menjalankan hasil rapat di desa masing-masing dan mematuhi pendampingan yang dilakukan oleh petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

Dia juga mengimbau para petani untuk menggunakan bibit padi varietas unggul yang selama ini dikenal tahan hama, produksi gabah tinggi, dan kualitas yang baik. “Kita selama ini sudah mengenal varietas padi yang baik, di antaranya Inpari 32, Mekongga, dan Ciherang. Boleh juga menggunakan varietas lain yang berkualitas, tapi kita menyarankan menggunakan tiga varietas unggul yang telah terbukti tersebut,” imbaunya.

Wala Wali Azhari juga mengimbau agar petani tak menjual gabah basah yang baru dipanen dari sawah. “Kalau bisa kita menjual gabah kering yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Pada musim lalu kita bisa melihat kalau gabah basah dihargai Rp 6.400 per Kg, tapi kalau gabah kering bisa mencapai Rp 8 ribu hingga Rp 9 ribu per Kg,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dia juga mengungkapkan penawaran menarik dari perusahaan mitra yang bersedia membeli gabah petani dengan harga tinggi dari harga yang ditawarkan agen atau tengkulak. Jika harga di tingkat agen Rp 6.200 per Kg, perusahaan mitra tersebut berani membeli dengan harga Rp 6.400 per Kg. “Dengan syarat varietas unggul dan berkualitas yang tadi, yakni Inpari 32, Mekongga, dan Ciherang,” tambahnya.

Dia juga mengimbau petani di Desa Tanah Timbul yang memiliki luasan lahan 189 hektar untuk meningkatkan perekonomian dengan memaksimalkan lahan yang ada. “Saat ini kita hanya bisa melakukan dua kali musim tanam dalam setahun, artinya sawah hanya berproduksi selama enam bulan. Sementara enam bulan lainnya dibiarkan. Karenanya untuk meningkatkan perekonomian, petani harus bisa memanfaatkan masa enam bulan yang lain dengan menanam palawija,” sebutnya.

Jangan Terkecoh Ulah Tengkulak

Di tempat yang sama, Tenaga Ahli Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan (POPT) dan Pengamat Hama Penyakit (PHP) dari Balai Penyuluhan Pertanian, OK Azhari; menyambut baik kabar yang disampaikan Camat Sei Balai, Wali Wala Azhari, perihal perusahaan mitra yang bersedia menampung gabah petani dengan harga tinggi.

“Kabar ini sebenarnya sudah lama kami dengar, sudah dua atau tiga tahun lalu. Jika terealisasi, sangat membantu petani dalam meningkatkan harga jual gabah. Keberadaan perusahaan mitra juga akan mengurangi oknum-oknum tengkulak curang yang terkadang memainkan harga gabah di tingkat petani. Meski kabar ini bukan hal yang baru, sejauh ini belum terealisir. Namun ini kabar baik bagi petani untuk meningkatkan kualitas padi kita agar nantinya bisa diterima perusahaan mitra dengan harga tinggi ,” sebutnya.

OK Azhari juga mengimbau para petani untuk mengantisipasi ‘gertakan’ tengkulak nakal yang memainkan mood petani untuk mendapatkan harga gabah yang rendah. Sehingga padi yang belum menguning sempurna dipanen karena takut harga jatuh bila menunggu satu atau dua minggu lagi. “Saya minta tolong, kalau di sini ada agen atau tengkulak, jangan lakukan itu, kasihan petani kita, selain mempengaruhi hasil panen, juga mempengaruhi kualitas gabah petani, karena panen di awal waktu, padi kita masih banyak butir hijaunya,” sebutnya.

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan agar para petugas PPL menyampaikan kepada para petani akan pentingnya Asuransi Usaha Tani, karena masih banyak petani yang belum mengikutinya. “Kalau kita mengikuti Asuransi Usaha Tani, mana tahu ada serangan hama dan penyakit, atau karena cuaca seperti kekeringan dan banjir yang menyebabkan padi kita mengalami fuso, petani akan mendapat kompensasi atau ganti rugi dari petani. Jadi saya minta kepada rekan-rekan PPL untuk menyampaikan hal ini kepada para petani,” pintanya.

Terkait acara Jamu Sawah Turun Benih, lanjutnya, bukanlah hal yang baru, karena terus digelar secara berulang-ulang. Ini merupakan acara yang baik, karena bisa menjadi wadah untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan kepada para petani. “Apalagi acara ini dirangkai dengan penyantunan kepada anak-anak yatim, semoga anak-anak yatim ini mendoakan agar hasil pertanian kita meningkat dan diridhai Allah SWT,” ungkapnya.

Terakhir, OK Azhari menekankan agar para petani melakukan tanam serentak dan merata. “Tanam serentak dan merata ini akan mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit. Kalau tak serentak akan ada ancaman kegagalan panen, bapak ibu sudah tahu itu, tak perlu diajari lagi. Kemudian Pak Kades, kalau nanti ada ada DD (Dana Desa), mungkin bisa dilaksanakan pelatihan untuk para petani dalam budidaya padi. Tujuannya untuk meningkatkan tarap hidup petani kita,” tukasnya. (nas)