Datuk Lima Puluh (Klik Cerah) Desa Kwala Gunung, Kecamatan Datuk Lima Puluh, sedang panen raya semangka. Tanaman palawija dibudidayakan petani di area persawahan, di sela-sela musim tanam padi. Ini merupakan cara petani dalam memaksimalkan lahan untuk meningkatkan perekonomian mereka.
“Meski bukan tanaman utama, hanya tanaman sela menunggu musim tanam padi, namun pendampingan tetap dilakukan oleh kami sebagai perangkat desa. Kami mengumpulkan kelompok-kelompok tani untuk menanam semangka, agar berjalan dengan baik kami juga meminta pendampingan dari petugas PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan),” kata Kepala Desa Kwala Gunung, Suhardi, Rabu 22 Mei 2024.
Dengan pendampingan yang baik, hasil semangka pun maksimal sehingga menjadi tambahan pendapatan bagi para petani. “Kalau ketersediaan pupul, tak ada masalah. Pupuk cukup, hanya kadang-kadang datangnya terlambat. Tapi secara keseluruhan tak ada masalah, sehingga budidaya semangka yang dipilih petani di desa ini sebagai tanaman penyela padi, bisa berhasil maksimal,” tukasnya.
Sementara itu salah seorang petani, Nanda Sari mengatakan, saat ini merupakan puncak musim panen semangka. Dia mengatakan, semangka merupakan tanaman musiman di sela-sela tanaman padi.
“Hasil panen semangka dari desa ini dijual hingga keluar daerah, Medan, Binjai, bahkan ada yang ke Padang, itu yang terjauh. Kalau kami sendiri ada menanam seluas 18 rante (7.200 M), hasilnya bisa mencapai 5 ton,” terangnya.
Dia mengatakan, bertanam semangka ini juga ada kendalanya. Terkadang pupuk sulit didapat. “Kadang kami pakai pupuk subsidi, kadang non subsidi. Kami beli dari agen resmi. Kendala lainnya soal cuaca. Terkadang kalau hujan berlebihan tanaman semangka banyak yang mati,” pungkasnya. (nas)