Air Putih (Koran Cerah) – Puluhan petani Desa Sukaraja, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, bergotong-royong membendung Sungai Dalu Dalu untuk mengairi ratusan hektare sawah yang mengalami kekeringan. Aksi ini dilakukan oleh masyarakat karena tanggul Sungai Dalu Dalu jebol setelah dihantam banjir, Rabu 24 Januari 2024.
Dengan menggunakan anyaman bambu dan tepas, para petani membendung air sungai agar dapat masuk ke pintu irigasi dan mengairi lahan sawah yang saat ini mengalami kekeringan.
Kepala Desa Sukaraja, Muhammad Rafiq mengaku tanggul sungai Dalu-dalu jebol beberapa pekan lalu setelah dihantam oleh banjir dari hulu sungai. Sehingga, alur sungai berpindah dan tidak melewati pintu irigasi yang mengarah ke sawah para petani. “Beberapa pekan lalu, banjir menghantam tanggul sungai. Sehingga air yang biasa mengalir ke pintu air menuju ke lahan sawah, kini berubah haluan,” katanya.
Menurutnya, ada 300 hektar lebih sawah petani terancam gagal panen dikarenakan tidak adanya air yang menggenangi. “Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, karena ini menjadi fokus pangan kita ke depannya,” ujarnya.
Ia juga berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batu Bara dapat peka terhadap warganya agar permasalahan kekeringan dapat teratasi.
Untuk mengatasi ketiadaan air, para petani terpaksa menggunakan mesin pompa untuk mengaliri air ke lahan sawahnya yang saat ini dalam kondisi kekeringan. “Seperti inilah, tidak ada airnya. Kami terpaksa menggunakan pompa untuk menarik air masuk ke lahan kami,” ujar salah satu petani, Ngatijo.
Ngatijo mengatakan, dengan menggunakan pompa air, pihaknya harus menambah pengeluaran lebih ekstra agar tanaman padinya tetap bisa bertahan. “Pasti minyak, belum lagi biaya sewa pompa kami. Harus ada dana yang lebihlah,” keluhnya.
Sejak tanggul Sungai Dalu Dalu jebol, dirinya dan puluhan petani lain harus bekerja ekstra karena air sungai tidak masuk ke areal irigasi sawah. “Ada 300 hektare sawah disini. Puluhan petani menjerit. Karena ini padi baru ditanam satu bulan. Kami khawatir akan gagal panen,” katanya.
Ia berharap, pemerintah dapat memperhatikan kelangsungan para petani di Desa Sukaraja. Sebab, menurutnya, wilayahnya tersebut merupakan salah satu lumbung padi di Kabupaten Batubara. “Bantu kami dengan perbaiki tanggul Desa Dalu-dalu. Kami sangat kesusahan semenjak tanggul itu jebol,” pungkasnya.
Keluhan petani pun didengar Pemkab Batu Bara. Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Batu Bara menurunkan alat berat excavator. Dengan alat berat itu, dilakukan pengerukan pasir sehingga arus Sungai Dalu Dalu bisa mengalir ke intake (pintur air) irigasi.
“Memang sungai merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi. Namun begitu menerima informasi dari petani, pada Selasa 23 Januari 2024, Distanbun dan PUTR Batu Bara sudah melakukan tindakan cepat sehingga kekhawatiran petani dengan cepat sudah ditanggapi dengan baik. Saat ini 300-an hektar sawah di 6 desa telah dapat dialiri air,” kata Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara, Susilistiawati Ritonga, melalui Kabid Hortikultura dan Sarpras, Armen Syam, Kamis 25 Januari 2024.
Dijelaskan Armen Syam, saat pengerukan, dirinya bersama Kadis Distanbun Batu Bara, Kepala UPTD BP3TPH Wilayah I, Bade Belantara, dan PPL ikut memantau pengerjaan.
Namun untuk Musim Tanam (MT) berikutnya, Armen Syam mengakui bila hal ini tidak mendapat perhatian khusus, maka dampak gagal panen dipastikan akan terjadi. Untuk itu Armen Syam mengatakan pihaknya telah menyurati Pemprov Sumut agar melakukan berbagai langkah pencegahan, di antaranya normalisasi Sungai Dalu Dalu. (tc/mpo)