Sei Kepayang (Klik Cerah) – Kecamatan Sei Kepayang termasuk lumbung beras di Kabupaten Asahan. Luasan lahan persawahan di kecamatan ini berdasarkan data BPS, seluas 6.193 hektar. Nyaris membersamai Kecamatan Rawang Panca Arga yang memiliki total luas areal sawah 6.232 hektar.
Salah satu desa di Sei Kepayang dengan lahan terluas adalah Desa Pertahanan. Di desa ini para petani berhimpun di 12 kelompok kegiatan (Poktan). “Kurang lebih ada sekitar 17 Poktan yang ada di Desa Pertahanan ini. Meski beda kelompok, namun memiliki misi yang sama dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Ketua Poktan Bangun Tani, Kholid Hilal, Kamis 23 Mei 2024.
Berbeda dengan wilayah sentra padi lainnya di Asahan, sawah di Sei Kepayang merupakan tadah hujan. “Tantangan yang dihadapi cukup besar. Umumnya sawah di Kecamatan Sei Kepayang merupakan sawah tadah hujan, yakni mengharapkan hujan turun. Kami di sini hanya ada dua musim tanam dalam setahun, sementara yang daerah lain yang memiliki irigasi bisa tiga atau empat kali dalam setahun,” ujarnya.
Menurutnya, 17 Poktan yang ada di Desa Pertahanan kerap tak bisa melakukan tanam serentak. Masing-masing Poktan punya jadwal tanam sendiri. “Kalau Poktan Bangun Tani sudah disepakati akan melakukan turun tanam pada Juni 2024 mendatang,” jelasnya.
Hilal mengatakan, mayoritas petani di desanya kompak menggunakan varietas Inpari 42 Agritan GSR yang merupakan Varietas Unggul Baru (VUB) padi yang dirilis pada tahun 2016. Varietas ini memiliki potensi produktivitas yang tinggi, yaitu 10,58 ton per hektar dan memiliki toleransi yang lebih luas terhadap kekeringan. Cocok untuk sawah tadah hujan.
Inpari 42 Agritan GSR merupakan salah satu varietas padi yang dirancang memiliki daya hasil tinggi, baik pada kondisi optimum maupun sub optimum (ketersediaan air dan pupuk terbatas). Varietas ini cocok ditanam untuk lahan sawah pada ketinggian 0-600 mdpl.
Terkait kendala air pada sawah tadah hujan, Pemerintah Desa Pertahanan bersama Gapoktan telah mengusulkan kepada pemerintah untuk membangun sistem irigasi. Sempat tersiar kabar, pemerintah akan membangung megaproyek irigasi. Namun hingga kini belum terlihat realisasinya.
“Sawah tadah hujan ini terkadang serba salah, kemarau kurang air, hujan dengan intensitas tinggi juga tak baik. Pada tahun 2020 persawahan gagal panen karena banjir. Untuk itu kita harapkan megaproyek irigasi di desa kita segera ditindaklanjuti,” kata Kepala Desa Pertahanan melalui Staff Kaur Umum, Hamdan Tambunan.
Untuk menyambut musim tanam kali ini, Desa Pertahanan telah menggelar acara syukuran awal Mei lalu, dengan makan bersama di areal persawahan. Sementara musim tanam serentak belum bisa dilakukan. ”Ke depan akan kita buat serentak semua. Kita juga terus pantau ketersediaan pupuk subsidi di masing-masing UD yang ditunjuk. Namun sejauh ini tidak ada petani yang kesulitan menebus pupuk subsidi,” pungkasnya. (fah)