Asahan (Koran Cerah) – Petani di Kecamatan Rawang Panca Arga dan Kecamatan Meranti mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi. Sementara musin tanam telah dimulai akhir Desember 2023 dan kini memasuki masa pemupukan tahap pertama, namun mereka kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.
Hal ini disampaikan anggota DPRD Sumut Ebenejer Sitorus, usai melakukan reses kedua di kecamatan tersebut. Ia mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang dihadapi petani padi di dua kecamatan itu.
“Kita prihatin, kalau pun ada pupuk bersubsidi dijual di kios pupuk, petani harus membelinya dengan menggandeng produk pupuk lainnya atau sistem gandeng sehingga sangat memberatkan petani. Inikan sudah enggak benar sistem penjualannya,” ujar Ebenejer, Senin 29 Januari 2024.
Dikatakannya, apabila hal itu tidak cepat diatasi maka dikhawatirkan petani di dua kecamatan tersebut akan mengalami penurunan produksi padi saat panen dan sangat berdampak pada kelangsungan hidup petani ke depan.
Menyahuti keluhan dan keresahan para petani, Ebenejer mengatakan jauh sebelumnya Komisi B DPRD Sumut telah memanggil PT Pupuk Indonesia dan distributor pupuk di wilayah Asahan, termasuk Kecamatan Rawang Panca Arga dan Kecamatan Meranti, dengan komitmen melaksanan distribusi pupuk tanpa memberatkan petani.
“Tampaknya komitmen yang telah disepakati para distributor pupuk di daerah itu telah dilanggar. Dalam waktu dekat sesuai permintaan petani, kita akan panggil kembali PT Pupuk Indonesia dan Distributor. Kita akan minta agar PT Pupuk Indonesia menindak distributor yang nakal di Kecamatan Rawang Panca Arga dan Kecamatan Meranti, Asahan, demi peningkatan kesejahteraan petani,” sebutnya. (ald/fah)